Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَحِبُّ الْجَوَامِعَ مِنْ الدُّعَاءِ وَيَدَعُ مَا سِوَى ذَلِكَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai doa-doa yang singkat padat, dan meninggalkan selain itu.” (HR. Abu Daud no. 1482, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani)Hadits ini menunjukkan beberapa hal:
- Dianjurkannya do’a dengan lafadz yang ringkas namun mengandung banyak makna kebaikan.
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberi keistimewaan dengan jawami’ul kalim, yaitu diberikan kalimat-kalimat yang ringkas ketika diucap namun mengandung banyak makna dalam hukum dan ilmu.
- Kalimat yang paling baik adalah kalimat yang sedikit (ringkas), namun syarat makna. Oleh karena itu, sangat dianjurkan seseorang menggapai maksud dari pembicaraan dengan kalimat yang mudah, namun sarat makna.
اللَّهُمَّ آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Allahumma (Robbana) aatina fid dunyaa hasanah, wa fil akhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar.”Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,
كَانَ أكثرُ
دعاءِ النبيّ - صلى الله عليه وسلم - : (( اللَّهُمَّ آتِنَا في الدُّنْيَا
حَسَنَةً ، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ )) متفقٌ
عَلَيْهِ .
“Doa yang lebih sering diucapkan Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam adalah Allahumma aatina fid dunyaa hasanah, wa fil akhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar
(Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula
kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari adzab Neraka).” (HR.
Bukhari no. 4522 dan Muslim no. 2690)Muslim menambahkan,
إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ بِدَعْوَةٍ دَعَا بِهَا فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ بِدُعَاءٍ دَعَا بِهَا فِيهِ.
“Jika Anas ingin menyeru dengan suatu seruan, beliau membaca do’a ini
dan jika beliau ingin berdo’a dengan suatu do’a, beliau pun membaca
do’a ini.”Beberapa pelajaran dalam hadits ini:
- Dianjurkan untuk merutinkan do’a ini karena lafadznya begitu ringkas, namun mengandung permintaan kebaikan dunia dan akhirat.
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam paling sering membaca do’a ini karena do’anya sungguh penuh makna yaitu mencakup tiga hal: [1] meminta kenikmatan di dunia, [2] meminta kenikmatan di akhirat, serta [3] agar terbebas dari api neraka. Semoga Allah menganugerahkan kita tiga hal ini.
- Permintaan kebaikan di dunia yang dimaksudkan dalam do’a ini mencakup nikmat sehat, rumah yang lapang, istri yang penuh dengan kebaikan, rizki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal sholih, kendaraan yang menyenangkan, pujian yang baik serta kebaikan-kebaikan lainnya dengan berbagai ungkapan dari pakar tafsir. Masya Allah ... luar biasa cakupan do’a sapu jagad ini. Sampai-sampai meminta istri yang sholihah pun sudah tercakup di dalamnya.
- Adapun kebaikan di akhirat yang diminta dalam do’a ini tentu saja lebih tinggi dari kebaikan di dunia yaitu dimasukkannya ke dalam surga, dibebaskan dari rasa khawatir (takut) dan diberi kemudahan dalam hisab (perhitungan amalan) di akhirat.
- Adapun permintaan diselamatkan dari siksa neraka mengandung permintaan agar kita dibebaskan dari berbagai sebab yang menjerumuskan ke dalam neraka yaitu dengan dijauhkan dari berbagai perbuatan yang haram dan dosa, dan diberi petunjuk untuk meninggalkan hal-hal syubhat (yang masih samar/abu-abu) dan hal-hal yang haram. –Inilah penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah yang kami sarikan dari kitab tafsirnya ketika menjelaskan surat Al Baqarah ayat 201-. Begitu luar biasa dan ampuhnya do’a sapu jagad ini, begitu ringkas, namun makna yang dikandung begitu mendalam. Itulah do’a yang seharusnya bisa kita rutinkan.
- Para sahabat begitu semangat dalam memperhatikan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga mereka pun begitu semangat dalam menjalani ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Referensi:
Bahjatun Naazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, cetakan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H.
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Dar Thoyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H.
Related Article
Disusun di Wisma MTI dan disempurnakan di Panggang-GK, 24 Rabi’ul Akhir 1431 H (08/04/2010)Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
========================================================================
Rahasia Do’a Mustajab
Do’a atau berdo’a tidak asing lagi bagi telinga kita. Hampir semua
agama dan kepercayaan mengajarkan kepada pengikutnya untuk senantiasa
bedo’a. sebab do’a adalah pengingat ketika keberhasilan dapat
diraih,maka kita sadar itu merupakan karunia Alloh, jika kegagalan yang
datang, maka do’a sebagai benteng dari putus asa, karena dari situ kita
tahu betapa lemahnya kita,tanpa pertolongan-Nya mustahil kita mampu
menjalani hidup ini.
Sebagian orang menggap do’a sebagai “pesugihan” yang halal, mungkin anda sudah mencari do’a manjur,do’a paling mujarab,do’a paling ampuh, atau juga mendatangi tempat berdo’a yang maqbul, mungkin juga sudah menyempatkan waktu untuk memasuki waktu mustajabnya do’a.
Pernahkah kita merasa kalau do’a kita ditolak oleh Alloh?
Berbagai do’a sudah dilantunkan, bermacam cara bahkan tidak jarang kita meluangkan waktu, mencari saat dan tempat yang konon mustajab untuk berdo’a,
namun semua itu nyaris tidak membawa hasil, bahkan yang lebih tragis,
nikmat yang kita harapkan malah laknat yang datang. Kehidupan yang
layak, rejeki yang melimpah,isteri yang cantik,kendaraan mewah selalu kita panjatkan agar itu berpihak pada kita, namun bukannya mendekat, malah menjauh.
Rahasia do’a makbul
Setelah bertahun-tahun terombang-ambung
diantara harapan dan putus asa, kadang pertanyaan- pertanyaan datang
bertubi-tubi. Kenapa Alloh masih enggan mengabulkan do’aku? Apa salahku?
Kurang apalagi? Puasa sudah,berdo’a sudah,beramal sudah, tapi koq masih
begini saja.
Ada 3 tahapan yang harus kita lakukan agar do’a kita maqbul, bahkan dijamin pasti insya Alloh manjur ;
1. Syukur
Mungkin kita bertanya, hidup saja susah
apa yang mau disyukuri? Inilah kesalahan kita. Coba kita renumgkan !
andai kita mempunyai anak, anak kita minta mobil-mobilan, karena kita
sayang kita kasih, tapi anak itu lupa membawa pulang mainannya ketika
bermain dengan kawan-kawannya. Hilanglah mainan itu. Keesokan harinya
dia merengek minta dibelikan lagi,kita pun membelikannya, dan kejadian
pertama terulang lagi. Lantas jika anak kita itu minta lagi apa jawab
kita? Apa akan langsung membelikannya? Tentu kita akan marah bukan?
Memang Alloh tidak seperti kita, namun
kita hendaknya tahu diri, bagaimana Alloh akan mengabulkan do’a kita
jika nikmat yang sudah ada saja tidak pernah disyukuri, ini namanya
tidak tahu berterima kasih.
Dan yang paling penting adalah ; do’a itu bisa di ijabah atau ditolak oleh Alloh, tapi syukur pasti akan diterima ( bagaimana syukur yang benar? akan dilanjutkan dalam tulisan berikutnya , insya Alloh).
Jika kita bersyukur, maka Alloh akan menambahi anugerah-Nya kepada kita tanpa kita minta sekalipun. Alloh berfirman ; “Jika
kamu menghitung-menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat
menentukan jumlahnya (menghitungnya). Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” QS. An Nahl : 18.
2. Malu
Sepantasnya kita malu, mungkin kita
tidak diberi harta lebih, tapi kita masih diberi akal, tangan, kaki dan
yang lebih penting kita masih hidup, tapi kenikmatan2 itu sekan tidak
berarti apa-apa bagi kita, kita mendefinisikan nikmat itu hanya berupa
harta,tahta,wanita.
3. Istighfar
mohonlah ampun kepada Alloh, atas kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan dengan sebenar-benarnya.
Insya Alloh dengan di awali dan dilandasi 3 hal tersebut do’a kita akan di kabulkan oleh Alloh. Dengan catatan semua itu dilakukan dengan benar tanpa direkayasa.
Baca Juga:
- Apakah Takdir Bisa Dirubah Dengan Do’a?
- Kaifiyyat,Waktu-waktu Dan Maqom-maqom Mustajabnya Do’a
- Kekuatan Do’a
- Do’a Anti Miskin
- Do’a Yang Tidak Tertolak Dan Yang Menyebabkan Do’a Tertolak
- Dalam Berdo’a Utama Memakai Bahasa Arab atau Bahasa Sehari-hari?
- Rahasia Mendapatkan Ilmu Laduni
Info.net
0 Komentar
Silahkan beri komentar dengan bijak dan sesuai dengan topik artikel, karena semua komentar akan saya moderasi terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Thanks :)
Salam Damai